Oleh : Naura Astika
Kunjungan kerja Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, ke Kerajaan Thailand pada pertengahan Mei 2025 menjadi sorotan penting dalam dinamika hubungan bilateral Indonesia–Thailand. Lawatan ini disambut hangat oleh pemerintah dan masyarakat Thailand, sekaligus menunjukkan semangat baru dalam diplomasi Indonesia yang lebih aktif dan berorientasi pada hasil konkret.
Sebagai negara sesama anggota ASEAN dengan sejarah panjang kerja sama, kunjungan ini dipandang sebagai langkah strategis untuk mempererat kemitraan, meningkatkan kepercayaan, dan memperluas ruang kolaborasi di tengah tantangan global yang semakin kompleks.
Presiden Prabowo tiba di Bangkok dengan agenda padat. Ia disambut secara resmi oleh Perdana Menteri Thailand, Srettha Thavisin, dalam sebuah upacara kenegaraan yang menunjukkan kedekatan kedua negara. Dalam pertemuan bilateral yang berlangsung penuh kehangatan, kedua kepala pemerintahan membahas sejumlah isu strategis, mulai dari kerja sama ekonomi, ketahanan pangan, penguatan industri pertahanan, hingga peran ASEAN dalam merespons perkembangan geopolitik kawasan.
Presiden RI, Prabowo Subianto mengatakan pentingnya solidaritas antar negara Asia Tenggara dalam menjaga stabilitas dan mendorong pembangunan kawasan, salah satunya kerja sama Indonesia–Thailand menjadi salah satu pilar penting untuk menghadapi tantangan global.
Kunjungan ini dinilai banyak kalangan sebagai lanjutan dari visi politik luar negeri Indonesia yang tidak hanya retoris, tetapi lebih berorientasi pada hasil nyata dan kolaborasi lintas sektor. Dalam konteks hubungan bilateral, Indonesia dan Thailand memiliki sejarah panjang yang stabil.
Kedua negara menjalin hubungan diplomatik sejak 1950, dan telah bekerja sama dalam berbagai bidang seperti perdagangan, pendidikan, pariwisata, hingga pertahanan. Di sektor ekonomi, misalnya, Thailand menjadi mitra dagang terbesar kelima Indonesia di kawasan Asia Tenggara, dengan nilai perdagangan bilateral yang pada 2024 mencapai lebih dari 17 miliar dolar AS.
Hal ini disampaikan oleh Deputi Bidang Protokol, Pers dan Media Sekretariat Presiden, Yusuf Permana mengatakan bahwa dalam rangka kunjungan resmi Presiden Republik Indonesia, bapak Prabowo Subianto ke Thailand, dimana beliau akan melakukan serangkaian agenda penting dalam rangka meningkatkan hunungan bilateral antar Indonesia dengan Thailand. Pertemua ini menjadi simbol eratnya hubungan diplomatik kedua negara dan penghormatan tinggi dari Kerajaan Thailand kepada Indonesia.
Salah satu fokus utama dalam pertemuan bilateral kali ini adalah penguatan kerja sama di bidang ketahanan pangan. Presiden Prabowo dan Perdana Menteri Srettha sepakat untuk memperluas kolaborasi dalam teknologi pertanian, pengembangan bibit unggul, dan sistem distribusi pangan berkelanjutan. Hal ini menjadi respons strategis atas ancaman krisis pangan global yang terus membayangi negara-negara berkembang akibat dampak perubahan iklim, ketegangan geopolitik, dan ketidakpastian rantai pasok global.
Ketua Umum KADIN Indonesia, Anindya Bakrie mengatakan bahwa pihaknya turut mendampingi dalam forum ekonomi bilateral di Bangkok. Kehadiran Presiden Prabowo secara langsung di forum-forum strategis seperti ini memperkuat kepercayaan investor, tidak hanya bicara politik, tapi juga membuka jalur konkret untuk kerja sama bisnis.
Selain isu ekonomi, kerja sama pertahanan juga menjadi agenda penting. Presiden Prabowo yang memiliki latar belakang militer memandang bahwa kerja sama militer dan pertahanan yang kuat antara Indonesia dan Thailand sangat diperlukan, terutama di tengah meningkatnya tantangan keamanan non-tradisional seperti kejahatan siber, penyelundupan lintas negara, dan terorisme regional.
Dalam pertemuan dengan pejabat tinggi pertahanan Thailand, kedua negara sepakat untuk memperluas program latihan bersama, pertukaran perwira, serta pengembangan industri pertahanan nasional berbasis teknologi tinggi.
Pengamat hubungan internasional dari Universitas Indonesia, Prof. Dr. Retno Wardhani, menegaskan bahwa langkah ini merupakan bentuk diplomasi pertahanan yang cerdas dan adaptif. Hal ini akan memperkuat kepercayaan dan interoperabilitas di antara sesama negara ASEAN dalam menjaga kawasan tetap damai dan stabil.
Forum ekonomi Indonesia–Thailand yang diselenggarakan di sela kunjungan kenegaraan juga mencatat sejumlah kesepakatan penting. Beberapa nota kesepahaman ditandatangani, antara lain dalam sektor logistik, pertanian digital, dan pengembangan ekosistem kendaraan listrik. Forum ini juga menjadi ajang untuk memperkenalkan peluang investasi di Ibu Kota Nusantara (IKN), yang disebut-sebut menjadi magnet baru investasi asing di kawasan Asia Tenggara.
Respon positif juga datang dari kalangan diplomatik. Duta Besar RI untuk Thailand, Rachmat Budiman, menyampaikan bahwa kunjungan ini bukan hanya menguatkan hubungan politik antarnegara, tetapi juga mempererat hubungan antar masyarakat.
Secara keseluruhan, kunjungan kerja Presiden Prabowo ke Thailand tidak hanya membawa simbol diplomatik, tetapi juga hasil konkret yang memperkuat posisi Indonesia sebagai pemimpin regional yang aktif dan dipercaya. Dengan komitmen bersama untuk memperkuat kerja sama strategis, Indonesia dan Thailand telah menegaskan bahwa kemitraan sejati dibangun atas dasar saling percaya, saling menguntungkan, dan visi bersama untuk masa depan kawasan yang damai dan sejahtera.
Indonesia dan Thailand memiliki potensi besar untuk menjadi poros kerja sama strategis di Asia Tenggara. Dengan kepemimpinan yang kuat dan visi bersama, kedua negara dapat saling menopang dalam menghadapi tantangan global dan membangun kawasan yang lebih damai, adil, dan sejahtera.
)* Pengamat Kebijak Strategis