Malaka, 31nusantara.com Meningkatkan komoditi kacang hijau “Fore Lakateu” swasembada pangan salah satu program prioritas dimasa kepemimpinan Bupati Malaka, Dr. Simon Nahak, SH, MH, pada musim tanam kedua (MT II) tahun ini sebanyak 656 petani di Kabupaten Malaka akan, “Fore Lakateu” sebagai salah satu komoditi yang dibudidaya para petani.
Kadis Pertanian Kabupaten Malaka, drh. Januaria Maria Seran kepada wartawan, pekan lalu mengatakan sebanyak 656 petani yang tersebar di 53 kelompok tani (Poktan) di Kecamatan Laenmanen, Io Kufeu, Sasitamean, Botin Leobele, Malaka Timur, Kobalima Timur, Kobalima, Wewiku, Malaka Barat dan Malaka menanam kacang hijau Vima 3, benih unggul Fore Lakateu pada musim tanam dua pada lahan seluas 320 hektar.
Dijelaskan, Fore Lakateu memiliki keunggulan untuk dibudidaya, di antaranya tanam sekali, tetapi bisa dipanen beberapa kali. Selain itu, Fore Lakateu tahan terhadap curah hujan. Sehingga sangat cocok ditanam di wilayah Kabupaten Malaka dengan dua musim tanam.
Bupati Simon dalam sambutannya pada acara penyerahan secara simbolis benih Fore Lakateu dan jagung di Balai Pertanian Malaka Barat, pekan lalu mengatakan dua komoditi masing-masing Fore Lakateu dan beras Nona Malaka sebagai merk komoditi pertanian khas Kabupaten Malaka.
Dua komoditi ini menjadi wujud perhatian pemerintah kepada para petani baik dari keunggulan produksi karena bisa dipanen beberapa kali dan juga dapat mengatasi masalah ijon yang merugikan petani. “Untuk beras Nona Malaka, petani yang tanam, bisa menjual gabahnya dengan harga Rp 5.000. Harga gabah ini lebih tinggi dari harga Rp 3. 500 selama ini,” jelas Bupati Simon.
Terkait kebutuhan pangan, kata Bupati Simon, konsep dan tindakannya sebenarnya sederhana, karena sudah diwariskan sejak dulu hingga sekarang. Kegiatan 3K (kebun, kandang dan kolam) harus dijalankan. Sehingga, pemerintah desa diimbau agar membantu pelaksanaan kegiatan 3K karena sudah tersedia anggarannya. Kebutuhan pangan tidak sebatas pacul tanah gratis, akan tetapi ada komoditi yang diproduksi untuk memenuhi kebutuhan.
Terpisah tokoh intelektual Malaka, Ir. Pius Klau Muti, MS mengatakan branding Beras Nona Malaka dan Fore Lakateu muncul dari kandungan Program SAKTI sebagai suatu loncatan pemikiran cemerlang dan strategis yang telah dicanangkan dan dilaksanakan Bupati Simon dan jajarannya bersama masyarakat pertanian Malaka.
” Brand atau merek dagang akan menjadi lokomotif untuk mendorong dan menarik budaya pertanian tradisional
(Agricultural) menjadi pertanian yang komersial (Agribisnis dan Agroindustri) untuk memberi manfaat yang lebih besar dan berkelanjutan bagi masyarakat pertanian Malaka” Ungkap Pius Klau Muti.