Malaka, 31Nusantara. Com – Percepatan Kemandirian Masyarakat Transmigran Melalui Optimalisasi Budidaya, Pengelolaan, dan Pemasaran Komoditas Jagung Raja R7 di Kawasan Transmigrasi Perbatasan Indonesia Timor Leste.
Pendampingan Peningkatan Kapasitas Bahan Baku Olahan Jagung di Transmigrasi Kapitan Meo, Desa Kapitan Meo Kabupaten Malaka, NTT. Sabtu, 31/8/2024.
Dr. Budi Waluyo, SP. MP Dosen Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya juga sebagai pemateri dan pendampingan menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari kegiatan PDP 2024 tentang percepatan kemandirian masyarakatnya transmigran melalui optimalisasi kemandirian pengelolaan pemasaran komoditas Jagung Raja R7 di Transmigran Kapitan Meo di Perbatasan Indonesia dan Timor Leste.
Diungkapkan bahwa kegiatan ini melibatkan Kampus Brawijaya dan Kampus Undana juga dari Dinas transmigrasi dan Pertanian.
Dr. Budi menjelaskan, ada beberapa kegiatan yang dilakukan disini pertama, adalah pengolahan hasil, terutama jagung.
“Tentu saja dari pengelolaan jagung ini harus ada sumbernya, sumber jagung ini diadakan oleh Brawijaya ini hasil pemulia Brawijaya bekerja sama dengan perusahaan swasta yang wujudnya Jagung R7” Ungkapnya
Menurutnya, jagung R7 ini potensi hasilnya rata-rata 12 ton per hektare, kemudian R7 ini bisa dijadikan sebagai tanaman pakan ternak dan bisa jadikan silase, seandainya di jadikan silase lanjutnya tentu hasilnya itu antara 35-40 ton per hektare.
“Harapannya, jika menghasilkan tinggi tentu bisa di jadikan diolah menjadi industri masyarakat sedangkan silase nya bisa menjadi pakan ternak” Ujarnya
Dikatakan bahwa di Malaka khususnya Trans Kapitan Meo ini dilihat sumber Daya Alamnya bagus, tanah subur akan tetapi keterbatasannya adalah air, untuk itu, jika dikelola saat musim hujan tentu hasilnya bisa dinikmati
Hanya saja, ujarnya kekhawatiran saat musim kemarau, jika di dukung sarana prasarana embung maupun sumur bor, kemudian sumber daya Manusia tentu akan menghasilkan hasil yang maksimal.
“hasil diskusi dengan kepala Dinas pertanian Malaka menginginkan hasil sekitar 12-16 Tom per hektare, dan dari hasil percontohan yang dihasilkan Brawijaya dan Perusahaan kita bisa menghasilkan 16 ton per hektare asalkan ada input berupa pupuk” Ungkapnya
Dirinya berharap perlunya sumber daya lainya dari pendampingan pemerintah dengan Masyarakat sehingga kebiasaan dengan hasil yang minim bisa ditingkat hasilnya yang maksimal.
Dikatakannya pihaknya sementara melakukan percobaan tanam jagung Raja R7 ditahan 1 hektare, di saat musim kemarau ini sehingga kami memilih lahan yang dekat embung.
“Kedepannya kami dari universitas dan Dinas berharap wilayah Kapitan Meo menjadi sala satu pusat unggulan apapun yang penting produktif pada Masyarakat” Ujar Budi
Sudarma Dita Wijayanti Dosen bidang Pengolahan Produk Hasil Pertanian; Universitas Brawijaya menjelaskan untuk pemanfaatan Jagung Raja R7 ini bisa digunakan beberapa makan ringan bahkan mie jagung.
Dikatakan bahwa, terkait produk yang di formulasikan ke Masyarakat ada 4, yaitu Maning Jagung, Sereal, tortilla, dan Mie Jagung.
Menurutnya, alasan pemilihannya karena saat melakukan survey dan mencari metode yang cukup sederhana tapi produk yang dihasilkan itu selain memiliki nilai fungsional yang cukup tinggi.
Untuk itu, lanjutnya yang kita olah sedemikian rupa sehingga nilai fungsionalnya meningkat dan pada akhirnya bisa dipasarkan dan menambah nilai ekonomi dan penghasilan bagi penduduk setempat.
‘Kita sudah mencoba mie jagung, mie dari tepung jagung dan maning jagung ” Ungkapnya
Dirinya menambahkan, tujuan akhirnya kalo bisa produk unggulan ini bisa dipasarkan.
‘Target kita kedepannya olahan jagung ini bisa sebagai ole-ole khas, tentu kita akan bantu di perizinan terkait labelnya” Tutupnya. (p31)